Selasa, 19 Maret 2013

David Beckham dan Warna Merah



Foto dengan tulisan I'm United dengan latar warna merah ini  sering kujadikan Display Picture pada BBMku terutama jika sedang menyaksikan tim kesayanganku, Manchester United, bermain. Ya, aku penggemar berat klub yang bermarkas di Old Trafford ini. Mungkin memang tidak sefanatik pendukung setia yang dulu selalu menempati Stretford End, tapi cukup setia hingga rela di 'bully' bila MU kalah dalam pertandingannya :).

Kecintaanku pada klub ini bermula dengan sangat sederhana. David Beckham dan warna merah. Akan kuceritakan mengapa. Awalnya, aku bukan penggemar fanatik bola. Aku hanya suka menonton jika pertandingannya adalah sekelas piala dunia. Liga serie A tidak mampu menarik perhatianku, karena permainan yang lambat membuatku bosan. Walau saat itu aku cukup kagum dengan Alessandro del Piero. Liga Inggris? Saat itu belum kunikmati. Jadi hanya event dunia empat tahunan sekali itu yang mampu membuatku melek depan tv untuk urusan sepakbola. Dan negara yang aku dukung tiap piala dunia salah satunya adalah Inggris. Kenapa? Karena ada David Beckhamnya saudara-saudara. Aku memang 'jatuh cinta' berat pada United Legend yang satu ini. Wajah gantengnya tidak perlu diperdebatkan lagi. Skill gocek bolanya? Aku rasa tidak ada yang meragukannya. Karena jatuh cinta pada bapaknya si Brooklyn ini, aku pun sibuk mencari tahu segala sesuatu mengenai David Beckham, termasuk soal klub asalnya. Berlabuhlah aku di Manchester United. Tak perlu proses lama, klub ini langsung mencuri perhatianku, hanya dengan warna merahnya. Sebutannya pun seolah menegaskan betapa 'merah'nya klub ini, Red Devils. 


Hanya karena warna merah? YA! Aku adalah pecinta berat warna merah. Paling tidak kutulis dalam bio twitterku, I'm a Red color addict :). Blog ku kunamai redelicious dengan latar merah. Wajib hukumnya aku memiliki baju, sepatu dan tas berwarna merah. Bahkan aku pernah membeli novel hanya karena sangat tertarik dengan covernya yang berwarna merah polos. Merah untukku adalah warna solid, berani, vokal dan tegas. Pengobar semangat. Like Coco Chanel said, "When in doubt, wear red"

Maka Beckham dan merah menjadi kombinasi sempurna dan menjadikan Manchester United sebagai klub favoritku. Saat itu, selain Beckham, salah satu pemain favoritku adalah Michael Owen. Hingga ketika diminta tanteku untuk menyumbang nama bagi anak lelakinya, kuberikan nama Michael :). Walau kini sang adik sepupu lebih mengikuti jejak Michael Jordan untuk bermain basket ketimbang sepakbola. 

Sangat standar menyukai bola karena wajah ganteng pemainnya? Tak apalah, toh itu salah satu keuntungan menyukai sepakbola. Seiring berjalannya waktu, aku makin intens mengikuti perkembangan sepakbola, terutama Liga Inggris dan Manchester United pastinya. Apalagi kemudian bertemu dengan teman lama (perempuan) yang juga pecinta United. Aku tak ingin diremehkan dengan anggapan perempuan suka bola hanya karena pemainnya ganteng. Mulailah aku mencari segala info mengenai transfer pemain, melihat sejarah Manchester United, menonton hampir semua pertandingannya termasuk mem-follow akun-akun komunitas United di twitter, dengan tujuan bisa mendapat info lebih tentang klub kesayangan ini.Yang aku suka dari MU salah satunya adalah kekompakan timnya. Jika klub lain hanya punya 1 mesin gol, pemain MU hampir semuanya bisa cetak gol. Pernah suatu saat, ketika MU bertanding aku dan temanku berkelakar semua pemain akan cetak gol, termasuk De Gea. Belum lagi metode pembinaan Opa Fergie. Mata jelinya yang melihat potensi pemain muda membuatku terkagum-kagum. Hampir tidak pernah SAF membeli pemain 'jadi' dan terkenal. Semua layaknya berlian yang belum diasah kemudian dilatih dan dibina hingga ia bisa bersinar. Lihat saja Giggs, CR7, Chicarito dan masih banyak lagi. 

Terlepas dari segala kekurangannya, Manchester United telah sukses membuat saya tergila-gila padanya. Cukup kasmaran hingga saya rela membuka rekening baru lagi di bank Danamon, demi edisi kartu MU-nya. Padahal, saya sudah punya rekening di bank yang sama. Cukup jatuh cinta hingga saya sibuk mengumpulkan baju kaos dari website kaos bola langganan yang bertema United atau rela hujan-hujanan jam 3 subuh, nonton match MU di coffee shop terdekat karena Indovision tak menyiarkannya. Kecintaan saya pada United bahkan membuat saya tak pernah kehabisan kata membela MU jika diejek oleh teman atau rekan bila MU kalah. Hihihi. Untungnya saya pun bukan fans musiman, yang hanya mendukung saat timnya menang. Win or lose, I am United, and forever will be. Jika tim lawan menang (dengan fair) maka tetap kuberikan selamat pada pendukungnya. Kadang kesal juga kalau diejek oleh rekan-rekan. Mungkin karena tahu aku pendukung beratnya, maka mereka suka cari celah untuk menjatuhkan mentalku. Saking frustrasinya kali ya kalau MU menang? Hehehehe. I am United and I am proud of it. David Beckham dan warna merah membawaku ke impian menonton United langsung di Old Trafford nanti. Semoga!!









Tidak ada komentar:

Posting Komentar