Minggu, 13 September 2009

Si Biru




Inilah dia "saingan nomor 1-ku" tapi setia mengantarku dan suami touring kemana-mana..


Inilah dia "sang istri pertama" yang selalu terawat karena sang suami tidak akan pernah membiarkan sebutir debu pun melekat selama 1 jam (kecuali kalo tuannya capek ;-) )


Inilah dia "si perebut posisi" ku menjadi yang terutama tapi sekaligus selalu nurut kalau disuruh kerja keras menempuh ratusan kilometer dalam sehari...


Inilah dia SI BIRU yang kadang bikinku merengut karena menghabiskan dana sekian banyak demi mempercantik dirinya! (Bahkan dana yang kuhabiskan di salon tidak sebanyak itu hehehehe)


Inilah dia SI BIRU yang tak pernah bicara, diam, tapi selalu "dibela" suami kalau aku memarahinya.

Namun, sekali waktu pernah dia ngambek..dan menjatuhkan kami berdua dengan "indahnya". Alhasil..kami berdiua pun punya "tatto" baru di tubuh.. :-)


Aku lagi memikirkan bagaimana caranya menggeser posisinya ya????

Sabtu, 12 September 2009

Aku benci....!!!
Kenapa kamu tidak pernah mau mengerti?
Kenapa tidak belajar untuk peka?

Selasa, 08 September 2009

Kamu dan Aku

Kamu
yang datang tanpa terencana..
tanpa diatur..
seolah setiap desau angin adalah setapakmu menujuku..
bergandengan dengan ironi..
bertautan erat bersama dilema
kemudian hadir dalam bingkai hidupku..
menjadi satu kepingan yang melengkapi..

Aku
yang tersembuhkan oleh waktu..
yang ditempa lara..
mencoba mengurai ironimu..
melepas dilemamu...
membobol dinding kepantasan
yang entah diciptakan oleh siapa..
memutus logika mereka
yang tak pernah beriringan dengan hatiku..
menerabas onak duri..
melukaiku sekali lagi..
namun akhirnya kau balut di puncak penantian

Jika kini..
kamu dan aku adalah satu..
aku harap untuk selamanya..
karena desau angin yang membawamu..
karena kekuatanku untuk menerabas onak duri
adalah sinergi dari-Nya

Suatu saat di Minggu sore...

CR: So, tunggu aja di tempatmu non, sekitar jam 2 an...kita bakal kesana...
Aku : Ok!

Sebuah sms dari teman lama akhirnya memastikan bahwa rencanaku untuk ketemuan dengan 2 teman lama jadi terlaksana. Ini berarti aku harus minta ijin dulu sama suami...dibolehin gak ya..? Maklum, sang suami terkadang "khawatir" kalao aku pergi tanpanya. Tapi, akhirnya dengan diiringi pesan : "jangan boros-boros" dan "jangan macam-macam", aku berhasil dapat 'boarding pass' dari suami.
Dan..hari Minggu siang itu, 3 orang yang pernah terikat dalam satu "penjajahan"-begitu kami menyebut tempat kerja lama kami...;-)- akhirnya bertemu dan ngobrol panjang lebar...mulai dari kisah sedih, kabar sekarang, tempat kerja baru, kabar tempat kerja lama (satu teman kami masih betah di tempat "penjajahan"). Aku bertanya pada salah satu teman yang kini sudah jadi abdi negara :

Aku : "Jadi..apa kegiatanmu sekarang? Apa kerjaanmu?"
CR : "Wah, sejahtera hidupku sekarang...masuk kerja jam setengah delapan...jam dua istirahat..tidur di kantor. Sore pulang..."
Aku: Tidur? dimana?
CR : "Di kantor...sampai bawa bantal segala, hehehe..."

yang satu lagi..:
Aku : "Gimana kabar BM, mbak?"
SC : "Biasalah..hampir semua orang disana udh mau gila..tinggal aku aja yang waras." Hehehehe..."

Harus kuakui..daya juang SC emang hebat! bisa bertahan di tempat "penjajahan" sampai sekarang.
Obrolan berlanjut hingga waktu buka puasa di salah satu restoran fast food. Karena kami adalah potret-potret wanita pekerja yang masih belum menyebarkan undangan pernikahan, maka dengan pasti obrolan pun menyentuh ranah soal jodoh dan segalanya..

SC: "Tadi pagi ibuku menelepon...beliau tanya..kapan aku bakal menikah."

Kami pun sibuk menimpali dengan berbagai tanggapan.

Aku: "Ngapain buru-buru ya? Daripada dapat suami selingkuh?"
CR : "Tul...aku sependapat...aku juga mau nikah karena emang mau nikah bukan karena terdesak umur"

Sore itu buat aku adalah sore yang menyegarkan..me-rejuvenate "sel-sel" otakku. Sore itu cukup membuatku senang. Ternyata aku memang butuh berkumpul dengan "kelompokku", mereka yang se"aliran" pandangan hidup denganku. Dengan mereka aku bebas tertawa-tawa, mencurahkan isi otakku yang kadang berseberangan dengan pandangan umum, bebas protes sana-sini. Maklum, selama ini di tempat kerja, aku dikelilingi dengan staf-staf yang berjarak rata-rata 4-10 tahun di bawahku, dengan pikiran yang tidak se"liberal" diriku. Kebayang kan kalo aku bilang : "samen leven itu ada gunanya lho" kepada para daun muda itu? hehehehe..Bisa melotot dan pingsan kali..Dan aku pun dituduh amoral, tanpa perlu penjelasan maksud perkataanku lebih lanjut. Hahaha!
Aku kemudian memetik pelajaran bahwa beradaptasi dengan lingkungan, berbaur dengan habitat baru, bukan berarti kita harus membiarkan ide-ide dan pikiran kita terkungkung karena ketidaksesuaian dengan lingkungan baru. Berbaur bukan berarti hilang identitas..hilang jati diri. Terkadang kita hanya perlu keluar sejenak, mencari "kawanan" kita, meluapkan segala rasa sehingga hati terasa plong, lega, dan membawa aura positif ke lingkungan dimana kita berada. Kita pun menyadari bahwa di luar sana masih ada mereka-mereka yang mengalami hal yang sama dengan kita. Paling tidak itu menjadi suatu penghiburan tersendiri.

Minggu sore itu pun kita tutup dengan janjian untuk kembali bertemu dan pergi menyantap ikan bakar...! Mmmm..tidak sabar rasanya menunggu saat itu tiba!