Jumat, 16 Desember 2011

Waktu dan Kamu

-Kamu adalah detik, berputar tak henti, meninggalkanku uzur dalam kenangan.-

-Kamu adalah rumahku, tempat dimana jiwa dan ragaku akan selalu kembali.-

-Sibaklah tirai hatimu, hapuslah jelaga di matamu... Aku akan ada disana. Seperti selama ini. Selalu.

-Ini bukan pamungkas, kawan. Siapkan aksaramu ketika bulan menyembul jumawa esok-

Selasa, 06 Desember 2011

Bincang dengan "Hujan"

-ia tersenyum melihat raganya terbaring di tanah basah. "Aku bebas...biarkan hujan memeluk ku"

-bolehkah aku meminta satu tarian hujanmu bagi jiwa kerdil?-

-jika temaram bersama hujan, maka cahaya pun tak sanggup mengulurkan tangan pada matahari-

-wahai hujan...kutitip air mata ini buat dia yang mengawasiku dari atas sana. Bersama rinaimu,  kulantunkan rindu untuk ayahku.

-biarkan luka ini menganga...atau robeklah terus hingga hujan tak sanggup lagi membasuh. aku terlanjur menikmati perihnya.-

-sungguh malu aku pada segelas es tehmu itu, dalam sahaja mampu lenyapkan dahaga. Hujaan...bawa saja aku pergi!!!-

-kuingin bertanya pada Dia, mengapa langit kelabu saat hujan turun? padahal hatiku membuncah bahagia tak terperi-

-aku berbincang dengan hujan berharap gemanya sampai di lubukmu..walau detik tak bisa lagi menghitung-

-apa bedanya gerimis ataupun deras? Toh tetap tak kutemukan dirimu saat hujan turun.-

-seirama dengan nyanyian hujan, aku beranjak pergi. Meninggalkan lembaran untuk kau kunjungi esok.-



(via twitter on 5th Dec 2011)

Jumat, 11 November 2011

Bersamamu..

mimpi ini bukan untaian semalam..
namun terbangun atas asa bersamamu...

maka mulai kini biarkan nurani kita bersenandung
melagukan tawa dan tangis dalam dekapan kasih
selamanya...



(11.11.11, our journey continues..)

Minggu, 23 Oktober 2011

Kamis, 20 Oktober 2011

Rabu, 19 Oktober 2011

InnerThought of the Day

call me conventional, out of date, but to me Love is the most important thing when you want to start a relationship. Money does matter...but Love must be the reason at first. Then by love..you learn how to compromize, to understand each other and accept the weaknesses of both of you.

Love that keeps us holding on, when everything is not going as well as we thought to... :)

Spread the love...!

Selasa, 18 Oktober 2011

(Un)Perfect

tak perlu sempurna untuk menghampiriku
cukup senyum tulusmu
dan sorot mata itu
yang membuat indah wajahmu..
bahkan tanpa kau sadari..


biarkan aku menikmatinya..
sebelum detik meleburnya...

Minggu, 14 Agustus 2011

Salam Untuk Matahari

Selamat pagi, Matahari!
Sungguh ku senang kali ini
Karena sinar pagimu tak kan bisa lari dariku...
Aku kan menangkapnya, kawan!
dengan mata lelahku yang menunggumu sedari tadi

Ya..aku menantimu disini
ditemani celotehan para Adam yang seakan tak pernah lelah mengisap nikotin
Kami bercerita, tertawa, menggoda, tersenyum, berharap semoga ada kawan yang mampir
saat roda-roda besi itu melintas
Sang kantuk terus mengintai, tak pernah rela jika kami masih semangat..
maka ia membuntuti kemana kami pergi..
walau akhirnya dia terduduk lemas..tak kuasa melawan kegigihan kami

Matahari,
mungkin aku takkan bisa melihatmu setiap pagi seperti kali ini
sebab kau tahu bintang telah mengambil separuh waktuku tanpa kompromi
namun, sesungguhnya aku merindukanmu...
menghangatkan wajahku di kala embun menaburkan bulirnya...
menyuntikkan energi ke dalam sendi-sendiku...
walau kadang ketika kau marah, aku lebih baik menjauh darimu...
bersembunyi, berlindung agar amarahmu tak menyakitiku...

maka sobatku,
kali ini aku mohon jangan luapkan murkamu
padaku dan kawan-kawanku
biarkanlah sejuk menemanimu, agar tak ada yang tersakiti
tak ada yang lari dan bersembunyi dari wajahmu..

karena aku hanya ingin menikmati sinar pagimu...


(written on December 13, 2009)

Aku Suka..

Aku suka saat kau tertawa..

saat kau mengerutkan dahi

saat kau tersenyum

saat kau berpikir...

merenung...bermanja...

jangan tanya kenapa...

karena takkan pernah ada kata

yang bisa menjelaskannya

segamblang bicara logika 1+1

jadi tak perlu rumit..

cukup hatiku yang tahu..

dan biarkan ia berbisik pada nalurimu.


(written on December 14, 2009)

Bukan Dia

hari ini mentari berbisik padaku...
menitahkan hatiku untuk membuka mata...
entah apa maksudnya...
karena dua kelopak itu justru tak tertutup..apalagi buta...

"Coba buka sekali lagi matamu...."
"tidakkah kau lihat..ada sepotong jiwa yang merindukanmu?"
"yang ingin merebahkan lelahnya dalam pelukanmu?"
"jangan kau palingkan matamu, dekaplah sinar rindu itu.."


Aku terdiam....tertegun dalam sunyi...
nuraniku menggeliat mencari wajah sang mentari...
tak tega melihat hatiku dianggap tak punya rasa...

Wahai mentari, sobatku...
Aku tahu sinar rindu itu..
aku mengerti lelah jiwanya...
bahkan uluran tangannya yang mendambaku..

tapi maaf...
bukan dia jalan hidupku...
bukan dia rumah jiwaku...

telah kutitipkan hatiku kepadanya
yang merajut asa bersamaku..walau tertatih dan berpeluh...
kusandarkan penatku kepadanya yang tak sempurna..namun kucinta tanpa cela...

Mentari, kawanku...
biarkan aku menyayangi jiwa lelah itu..
seperti kau dan bintang..
biarkan aku memberinya tawa..
tanpa harus menyerahkan hatiku....


(written on April 16, 2010)

Kamis, 11 Agustus 2011

Kamu, Dia dan Aku

panas belum lagi menyentuh bumi

embun pun masih tertidur pulas diatas daun yang malas
namun selaput telingaku sudah kenyang dengan cerita dia...
deru air si jamban yang tengah menunaikan tugasnya tak jua mampu menahan derap kaki para aksara
yang lincah berlompatan keluar dari pita suaramu...

"Dia cantik dan aku terbius karenanya.. tak butuh waktu sehari untukku mengajaknya makan siang..."
begitu ujarmu...
aku tersenyum di ujung telepon.

"Namanya indah.. seindah wujudnya. Seandainya para dewi tahu mereka punya kembaran di bumi..."

lanjut tuturmu...
aku tertawa di ujung telepon

Khasmu tak pernah pudar ternyata, mantan kekasihku...
walau kini tak perlu lagi kau lihat cemberut di wajahku...

Panas belum lagi menyentuh bumi
si jamban pun belum selesai bertugas untukmu
dah aku masih setia di ujung telepon

(12/05/07.. basen on true event on Friday, 11/05/07)

Kepastian

Kemarin mungkin itu masih ada..
ramai berteriak di jiwa yang terluka..

memaksa lutut untuk bertelut..walau mulut ingin menghujat..
bahkan air mata terhapus paksa karena tak rela buah hati didera..

Hari ini...
entah kenapa kaki begitu ringan melangkah..
nurani tak se-gersang kemarin...
meski aku tetap tak mau bertanya pada mungkin.

Hari ini..
aku ingin memeluk pasti
berjalan bergandengan dengannya
menggelincirkan batu besar di hadapan jalan

pasti tak pernah kerdil, selama jiwa tak membiarkan mungkin menghantui 
pasti akan ada di ujung harapan tak peduli seberapa remuk hidupmu
selama kau berani memintanya



*terima kasih, untuk-Mu telah Kau berikan kesempatan buat kami mengecap manis janji-Mu.




Rabu, 27 Juli 2011

Pagi ini..
hanya ada aku dan kau...
diantara ratusan aksara berjumpalitan mencari bentuk yang sempurna
semoga tak lama lagi




(working on my thesis)

Selasa, 26 Juli 2011

Gagal (Lagi)

Hari ini aku harus mengakui bahwa aku gagal. Gagal memenuhi janji pada diriku sendiri..
Gagal menuntaskan pekerjaan yangbahkan kususun dengan rapi

Sepertinya aku butuh dicambuk....
butuh pupuk untuk niat yang kerdil

kita lihat besok...
akankah matahari sanggup tularkan hangatnya
pada tekad yang lunglai

Senin, 11 Juli 2011

Kok bisa suka?

Kalo temanku mikir keras jika ditanya : "Makanan apa yang tidak kau suka?" maka saya akan mengerutkan kening sekerut-kerutnya kalo ditanya : "Kok bisa suka sama orang itu?" Mending ditanya soal bahasa inggris deh...paling gak saya bisa buka google translate kalo kepepet :-).

Jujur, saya paling gak bisa jawab pertanyaan itu...parahnya lagi sering pula pertanyaan itu dilontarkan ke saya. Yaolo....selera cinta saya segitu "tidak biasanya" kah? Menurut gw sih gak....Coba liat..pria yang beruntung untuk saya sayangi (no protests, fellas..!) itu tergolong pria normal..bisa mengerti bahasa manusia, berjalan pakai kaki...mendengar dengan telinga...tidak terdeteksi menderita depresi...nah kan....Yang lucunya...pertanyaan itu juga terlontar dari para pria yang pernah dan sedang dekat dengan saya. "Kenapa sih kamu milih aku?" Dalam hati saya menjawab...Ya kalo gw milih SBY itu namanya PEMILU bukan pacaran. Atau "Kamu kok bisa sayang ma aku?" Arrgh...kalo bukan momennya lagi serius dan tidak berpengaruh pada masa single ku sudah mau kujawab: Gw maunya sayang ma David Beckham sih...cuma kejauhan...plus mahal ongkos operasi plastik spy kurus kayak istrinya.

Pertanyaan aneh menurutku. Karena jawabannya akan terlalu dangkal untuk dijabarkan dengan kata-kata. 
Jawaban standar adalah..karena dia baik, bertanggung jawab, patuh, rajin menabung, rajin menyapu..de-es-be.
Booooooo, kalau ukurannya itu pasti semua juga suka. Mana ada orang yang suka sama orang lain karena jahat, 
tukang bohong, rampok...unless...dia pernah kejatuhan beton 10 kg yang ajaibnya bisa selamat tapi trus merasa 
dia adalah makhluk planet Pluto.

Tapi mau jawab dengan kata-kata indah pasti jatuhnya lebay dan romantis gak pada tempatnya. Masa tiap kali 
ditanya, kita bakal menjawab: "Karena engkaulah sang purnama dalam hidupku yang menyalakan bara cinta."? 
*gubrak*

Ini persoalan hati. Dan biarkan saja tiap hati menjawabnya dengan caranya sendiri. Gak usah dibatasi...
karena memang tak kan bisa. Call me a conventional person when it's come to love. Cinta, sayang, kasih itu 
terlalu luas untuk di'ucapkan' dan kadang tak pernah cukup disampaikan dengan tatap mata, 
dekapan tangan, tawa atau bahkan air mata.

Jadi, masih mau bertanya?? Mau kulempar sendal?? hehehehehe

Minggu, 10 Juli 2011

Ketika Tuhan Tak Dapat Dimengerti

Beberapa waktu lalu, saya dapat kabar..Om saya; saudara sepupu alm.bapak; meninggal dunia. Mengejutkan, karena tak pernah ada kabar beliau sakit keras. Walau saya dan beliau tak cukup dekat, namun tak pelak berita itu membuatku termangu. Belum lama rasanya, kira-kira setahun lalu mungkin, beliau dan 2 putra-putrinya ditinggalkan oleh istri tercinta yang meninggal karena sakit. Kini anak-anak mereka harus merasakan kehilangan ayah mereka.

Perasaanku berkecamuk, mengingat bagaimana sedih dan hancur kedua saudara sepupuku. Berkali-kali saya menanyakan kabar mereka via saudara-saudara lain. "Bagaimana Mbak Hani & Dinda? Semoga mereka tetap kuat." Begitu isi pesanku pada mereka yang melayat. Tak kubayangkan bagaimana perasaan mereka. Tidak lagi memiliki ayah-ibu yang mendampingi mereka, apalagi keduanya belum ada yang menikah.

Ingatanku kembali ke sebuah judul buku milik ibuku. Ketika Tuhan Tak Dapat Dimengerti. Buku yang dibaca ibu saya ketika baru saja kami kehilangan ayah. Saat itu, Ibu memang cukup terpukul dengan kepergian beliau. "Kadang mama tidak mengerti, nak. Apa susahnya Tuhan mengusir penyakit langka itu dari papa? Hanya butuh seujung jari saja. Papa sudah menjadi pelayan-Nya selama berpuluh-puluh tahun, apakah tidak bisa Tuhan memperhitungkan itu semua? Tapi, kadang memang kita tida perlu mengerti, nak. Bahkan papa saja tidak marah ketika hal itu mama tanyakan padanya, di saat-saat terakhirnya. Kita cukup mengimani bahwa itulah yang terbaik."


Dan ketika peristiwa duka ini menimpa sepupu-sepupu saya, benak saya pun memunculkan pertanyaan yang sama. Pertanyaan yang (mungkin) takkan berujung pada jawaban. Mungkin hanya hati yang terus memaklumi bahwa itulah arti dari IMAN, bahwa Dia yang tahu apa yang terbaik bagi kita., sesusah apapun itu bagi akal manusia fana seperti kita. Setidakmasukakal apapun itu bagi kita yang tercipta dari debu dan tanah.

Tuhan memang (terkadang) tak dapat dimengerti. Tapi bagi saya, Dia ada. Memeluk, membelai bahkan "menampar" kita. Dia hanya perlu kita percaya dan pasrah pada-Nya.

Selamat Jalan, Om Sinang Sigilipu. Salam buat Papaku di atas sana! 

Senin, 13 Juni 2011

(Untitled)

kukatakan padamu..
senyumku itu...yang kuberikan padanya
bukan imitasi...ataupun tiruan
lebih-lebih palsu...

itu tulus...walau tak mudah
hasil latihan hati sekian lama..

Mundurlah, Kawan


Kawan,
sepertinya ada yang salah pada dirimu..
ada jelaga pekat membungkus nuranimu
sehingga kebal hati tuk menggores luka...

aku mengawasimu, kawan..
di tengah heran dan caci yang tertahan
di tengah iba dan benci yang hendak meruak..

salah bagimu untuk menipuku ,kawan..
karena mataku mampu menembus ribuan mukosamu...
menguliti hipokritmu dibalik polos wajah yang kau pasang..

kusarankan kau untuk mundur..
berhenti untuk menoreh pedih 
karena aku takkan hancur karenamu..

aku telah ditempa..dibentuk untuk tegar
walau kadang itu menyakitkan..
jadi, semakin kau mencoba leburkanku
semakin kuat kuberdiri bersamanya
usahamu untuk mematahkanku..
justru mengeratkan aku dan kami..

kawan...
aku tetap memanggilmu kawan..
karena aku tak mau benci yang meraja
dendam yang berkuasa..
terlebih..
aku tak mau menjadi sepertimu...

tapi sekarang..
aku hanya ingin bilang...
Just back off...!

Indonesiaku Sayang...

http://www.facebook.com/profile.php?id=1016604481&sk=notes

Menembus Impian...

Cantik dan mandiri secara finansial?mmmmm coba klik link berikut http://www.dBCN-MenebusImpian.com/?id=bisnishappy