Jumat, 13 November 2009

Pelajaran hidup

Aku pernah mengatakan kepada teman-temanku ataupun mereka yang curhat kepadaku, bahwa setiap orang yang ada dalam lingkaran hidup kita pasti akan memberikan kita pelajaran, langsung atau tidak langsung, ,menyenangkan atau tidak. Dan sekali lagi, aku mendapatkan buktinya.

Inisialnya V, laki-laki, berkulit sawo matang, postur badannya cukup tinggi. Bagiku, ia betul-betul memenuhi stereotype orang Manado: “jago” bicara, bagaya, istilahnya biar kalah nasi, asal jangan kalah aksi. Hehehehe.. Hal itulah yang kadang suka membuatku aku tak sepaham dengan dia, geleng-geleng kepala kadang kalau melihat tingkahnya.

Beberapa bulan belakangan dia keranjingan fitness, hampir tiap ada waktu luang pasti dia ke gym. Awalnya aku pikir motivasinya benar-benar untuk sehat, terbukti ia juga berhenti merokok. Tapi ternyata ada motivasi lain yang baru kami (saya dan teman-teman) ketahui belakangan. Ia ikut L-Men contest! Sayangnya, tahun ini ia gagal, badannya belum terbentuk seperti peserta lainnya. Ia cerita kegagalannya dengan santai dan bahkan membuat kita tertawa saat mendengarnya. Tapi rupanya kegagalan itu membuat ia punya tekad untuk memperbaiki diri. Jadilah ia makin keranjingan fitness, dan bahkan rela makan mie instan tiap hari karena uangnya ia gunakan untuk beli susu suplemen ! Kami tertawa sekaligus geleng-geleng kepala. Ampun! Tapi toh dia cuek bahkan berkata, “Lihat aja nanti, kalo aku jadi model”. Oh, please. (Fyi, V selalu merasa dialah lelaki terganteng di muka bumi ini. Hahahahaha!)

Tapi itulah, mungkin karena ketidakrelaanku untuk memuji dia, akhirnya aku pun “disentil”. Beberapa hari lalu, saat aku dan suami sedang mengobrol, tiba-tiba dia datang dan langsung pamer otot-otot hasil fitnessnya. Tetap dengan gaya “akulah-cowok-paling-ganteng”-nya itu. “Weits..jadi nih badanku. Keren kan?” Sambil memamerkan semua otot-otonya. Aku cuma mesem-mesem kesel, tapi kuakui badannya sudah terbentuk, perutnya udah six pack. Tiba-tiba satu kalimat yang meluncur dari mulutnya yang akhirnya membuat aku sedikit terdiam dan merenung. “Tunggu enam bulan lagi, pasti badanku betul-betul jadi.”

Ternyata tekad V betul-betul kuat, dan ia berusaha sekuat mungkin untuk mencapai tujuannya, termasuk pengorbanannya untuk makan mie instan tiap hari itu. Hasilnya toh sudah terlihat. Ia pun sadar masih perlu waktu untuk betul-betul mencapai bentuk badan yang “sempurna”. Segala sesuatu memang butuh proses, tidak ada yang instan. Kalau kita jalani dengan penuh tekad dan sabar pasti kita akan memperoleh hasilnya.

V paling tidak sudah berhasil membuktikan hasil pengorbanannya. Sementara aku, nggak tahu sejak berapa bulan lalu niat berolahraga untuk mengurangi lemak-lemak di tubuh, tapi toh tetap belum terlaksana. Tekadku emang belum kuat. Masih suka terlena dan malas untuk termotivasi. Kayaknya aku harus meniru tekad bulat si “Manado boy” yang satu ini!

Minggu, 13 September 2009

Si Biru




Inilah dia "saingan nomor 1-ku" tapi setia mengantarku dan suami touring kemana-mana..


Inilah dia "sang istri pertama" yang selalu terawat karena sang suami tidak akan pernah membiarkan sebutir debu pun melekat selama 1 jam (kecuali kalo tuannya capek ;-) )


Inilah dia "si perebut posisi" ku menjadi yang terutama tapi sekaligus selalu nurut kalau disuruh kerja keras menempuh ratusan kilometer dalam sehari...


Inilah dia SI BIRU yang kadang bikinku merengut karena menghabiskan dana sekian banyak demi mempercantik dirinya! (Bahkan dana yang kuhabiskan di salon tidak sebanyak itu hehehehe)


Inilah dia SI BIRU yang tak pernah bicara, diam, tapi selalu "dibela" suami kalau aku memarahinya.

Namun, sekali waktu pernah dia ngambek..dan menjatuhkan kami berdua dengan "indahnya". Alhasil..kami berdiua pun punya "tatto" baru di tubuh.. :-)


Aku lagi memikirkan bagaimana caranya menggeser posisinya ya????

Sabtu, 12 September 2009

Aku benci....!!!
Kenapa kamu tidak pernah mau mengerti?
Kenapa tidak belajar untuk peka?

Selasa, 08 September 2009

Kamu dan Aku

Kamu
yang datang tanpa terencana..
tanpa diatur..
seolah setiap desau angin adalah setapakmu menujuku..
bergandengan dengan ironi..
bertautan erat bersama dilema
kemudian hadir dalam bingkai hidupku..
menjadi satu kepingan yang melengkapi..

Aku
yang tersembuhkan oleh waktu..
yang ditempa lara..
mencoba mengurai ironimu..
melepas dilemamu...
membobol dinding kepantasan
yang entah diciptakan oleh siapa..
memutus logika mereka
yang tak pernah beriringan dengan hatiku..
menerabas onak duri..
melukaiku sekali lagi..
namun akhirnya kau balut di puncak penantian

Jika kini..
kamu dan aku adalah satu..
aku harap untuk selamanya..
karena desau angin yang membawamu..
karena kekuatanku untuk menerabas onak duri
adalah sinergi dari-Nya

Suatu saat di Minggu sore...

CR: So, tunggu aja di tempatmu non, sekitar jam 2 an...kita bakal kesana...
Aku : Ok!

Sebuah sms dari teman lama akhirnya memastikan bahwa rencanaku untuk ketemuan dengan 2 teman lama jadi terlaksana. Ini berarti aku harus minta ijin dulu sama suami...dibolehin gak ya..? Maklum, sang suami terkadang "khawatir" kalao aku pergi tanpanya. Tapi, akhirnya dengan diiringi pesan : "jangan boros-boros" dan "jangan macam-macam", aku berhasil dapat 'boarding pass' dari suami.
Dan..hari Minggu siang itu, 3 orang yang pernah terikat dalam satu "penjajahan"-begitu kami menyebut tempat kerja lama kami...;-)- akhirnya bertemu dan ngobrol panjang lebar...mulai dari kisah sedih, kabar sekarang, tempat kerja baru, kabar tempat kerja lama (satu teman kami masih betah di tempat "penjajahan"). Aku bertanya pada salah satu teman yang kini sudah jadi abdi negara :

Aku : "Jadi..apa kegiatanmu sekarang? Apa kerjaanmu?"
CR : "Wah, sejahtera hidupku sekarang...masuk kerja jam setengah delapan...jam dua istirahat..tidur di kantor. Sore pulang..."
Aku: Tidur? dimana?
CR : "Di kantor...sampai bawa bantal segala, hehehe..."

yang satu lagi..:
Aku : "Gimana kabar BM, mbak?"
SC : "Biasalah..hampir semua orang disana udh mau gila..tinggal aku aja yang waras." Hehehehe..."

Harus kuakui..daya juang SC emang hebat! bisa bertahan di tempat "penjajahan" sampai sekarang.
Obrolan berlanjut hingga waktu buka puasa di salah satu restoran fast food. Karena kami adalah potret-potret wanita pekerja yang masih belum menyebarkan undangan pernikahan, maka dengan pasti obrolan pun menyentuh ranah soal jodoh dan segalanya..

SC: "Tadi pagi ibuku menelepon...beliau tanya..kapan aku bakal menikah."

Kami pun sibuk menimpali dengan berbagai tanggapan.

Aku: "Ngapain buru-buru ya? Daripada dapat suami selingkuh?"
CR : "Tul...aku sependapat...aku juga mau nikah karena emang mau nikah bukan karena terdesak umur"

Sore itu buat aku adalah sore yang menyegarkan..me-rejuvenate "sel-sel" otakku. Sore itu cukup membuatku senang. Ternyata aku memang butuh berkumpul dengan "kelompokku", mereka yang se"aliran" pandangan hidup denganku. Dengan mereka aku bebas tertawa-tawa, mencurahkan isi otakku yang kadang berseberangan dengan pandangan umum, bebas protes sana-sini. Maklum, selama ini di tempat kerja, aku dikelilingi dengan staf-staf yang berjarak rata-rata 4-10 tahun di bawahku, dengan pikiran yang tidak se"liberal" diriku. Kebayang kan kalo aku bilang : "samen leven itu ada gunanya lho" kepada para daun muda itu? hehehehe..Bisa melotot dan pingsan kali..Dan aku pun dituduh amoral, tanpa perlu penjelasan maksud perkataanku lebih lanjut. Hahaha!
Aku kemudian memetik pelajaran bahwa beradaptasi dengan lingkungan, berbaur dengan habitat baru, bukan berarti kita harus membiarkan ide-ide dan pikiran kita terkungkung karena ketidaksesuaian dengan lingkungan baru. Berbaur bukan berarti hilang identitas..hilang jati diri. Terkadang kita hanya perlu keluar sejenak, mencari "kawanan" kita, meluapkan segala rasa sehingga hati terasa plong, lega, dan membawa aura positif ke lingkungan dimana kita berada. Kita pun menyadari bahwa di luar sana masih ada mereka-mereka yang mengalami hal yang sama dengan kita. Paling tidak itu menjadi suatu penghiburan tersendiri.

Minggu sore itu pun kita tutup dengan janjian untuk kembali bertemu dan pergi menyantap ikan bakar...! Mmmm..tidak sabar rasanya menunggu saat itu tiba!

Jumat, 14 Agustus 2009

Mana setan cowok???

Gw bingung...kenapa sih setan atau hantu yang ada di film-film horor Indonesia selalu dan selalu cewek??? Lihat deh..mulai dari Kuntilanak, Suster Ngesot, Paku kuntilanak, Mati suri, Rumah Pondok Indah...dan lain-lain...Kayaknya hampir semua cewek deh...!
Bukan cuma itu...orang-orang yang punya indera ke-6 dan bisa ngeliat bangsa hantu, setan dsb, pasti ngomongnya..."di lantai itu ada penunggunya...cewek..masih perawan, mati bunuh diri" atau di ruangan itu gw pernah lihat ada cewek rambut panjang, meninggal waktu melahirkan anaknya" Nah kan...Ceweeek mulu...heran gw..
Emang gak ada ya hantu cowok??? Jangan-jangan masalah Gender melanda dunia "perhantuan" juga neeeeh! tapi bedanya di dunia perhantuan, Cewek yang mendominasi. Women are the phenomenon in the noumena world of ghosts...(hehehehehe)

I'm wondering...kira-kira kalo ada film horor Indonesia yang hantunya cowok...laku gak ya filmnya??? Apa ya judulmya??? Mantri Ngesot...! or..Pembalasan Duda Muda.. Siapa ya yang cocok jadi hantu?? Nicholas Saputra? Ringgo Agus Rahman?Delon? mmmmm.....

Tapi ini membuktikan..bahwa makhluk ciptaan Tuhan yang bernama PEREMPUAN emang selalu menarik untuk diperbincangkan...di dunia nyata, maya dan jadi-jadian...

M E R A N T A U



Setelah melihat-melihat judul film yang main di 21 hari itu, akhirnya saya dan suami memutuskan untuk menonton film ini. Suami awalnya tidak terlalu bersemangat untuk nonton. Namun karena dilihatnya saya penasaran dengan film ini, dia pun bersedia menemani.

Film ini bercerita tentang seorang pemuda Minangkabau yang merantau ke Jakarta, sesuai dengan tradisi daerah asalnya. Ternyata kehidupan Jakarta yang memang keras dan terkadang tak bersahabat membawanya ke peristiwa yang tak terduga.

Film yang menarik menurut saya. Adegan action-nya terlihat jauuuuh lebih real dibandingkan dengan film (atau sinetron ..?) action Indonesia lainnya. Disini luka akibat pukulan, tendangan dan tonjokan terasa lebih nyata. Gak seperti sinetron-sinetron itu, korban tetap cantik lengkap dengan rambut yang tetap rapi walaupun ketabrak mobil sekalipun. Darah yang mengucur juga beneran seperti darah..bukan sekedar kesumba yang dilelehkan di atas kepala..hehehehe..

Walaupun menurut saya..ada sih di beberapa adegan kayaknya darahnya terlalu kental deh..perlu diencerkan dikit.. (penting gak seeeehhh????..wkwkwkw).

Yang paling asyik neh ya....endingnya! Bukan happy ending seperti biasa...dan tidak ada bumbu-bumbu romantisme cinta menye-menye...Hahahahaha.. Jadi disini sang pahlawan tidak berakhir live happily ever after dengan sang putri yang diselamatkan. Disini pahlawannya mati habis berantem habis-habisan dengan tokoh penjahatnya..! Kereeeen menurut gw...! Gak kayak biasanya. Walaupun dulu saya males kalo nonton film trus gak hepi ending. Tapi untuk yang ini saya malah mendukung banget endingnya!

So...walaupun pas di akhir-akhir cerita..film ini agak sedikit mirip dengan TRANSPORTER 1..dari sisi lokasi berantemnya yang diantara kontainer-kontainer itu...kisah cewek2x yang mau dijual..yang dikurung di kontainer.. (Saya malah berpikir..jangan-jangan ada lagi adegan berantem dengan oli seperti di tranporter..tapi untungnya sih tidak ada), ditambah lagi kebanyakan ngumpat kata TAI (Sorryy...) film ini layak ditonton..memberi penyegaran!


So, gih...beli tiket sono!!!


Senin, 10 Agustus 2009

Tanpa STNK dilarang masuk!


Logikanya..kalo ada tulisan gini..berarti setiap kendaraan yang masuk kudu diperiksa dong?? Yang ada STNK-nya bolehlah melenggang masuk dengan tenang, aman dan tentram..tapi yang gak ada STNKnya ya maaf-maaf aja...silakan di luar. Bener gak?


Tapi lucunya...di mall tempat ini tulisan gw ketemukan tidak berlaku seperti itu. Walau tu papan pengumuman dipajang persis di depan loket parkir...kendaraan mah bebas masuk! Ntar..pas lo keluar..baru deh diperiksa..ada gak STNK lo...kalo ada silakan melenggang kangkung keluar..kalo gak ada?? gak tahu jg gw diapain...selama ini yang gw liat disuruh nunggu doang...atau digelandang ke pos SATPAM, proses berikutnya gw gak tahu deh...secara belon pernah ngalamain.




Salah aturan menurut gw! Kita ini kayaknya emang suka bikin peraturan tapi nggak ngerti (atau nggak mau ngerti) penerapannya. Ya kalo lo ngelarang kendaraan tak ber-STNK masuk ke area lo...periksalah di depan pintu masuk...Kalo lo periksa pas kendaraan mau keluar..harusnya tu peraturan bunyinya : TANPA STNK DILARANG KELUAR! gitu doonngg....


Fungsinya apa coba kalo dilarang masuk tapi gak diperiksa...nakut-nakutin doang? ngancem doang?? kayaknya gak mempan deh...




Analogi "gobloknya" neh ya..lo pasang aturan di depan mall..YANG MEMBAWA BOM DILARANG MASUK!. Tapi lo gak periksa orang yang masuk..lo periksanya ntar pas keluar..Yaah keburu meledaaak laaaahhhhhhh....

Jumat, 24 Juli 2009

Selamat Enteng Jodoh!


Bulan lalu, saya baru saja merayakan ulang tahun ke-29. Hari itu entah berapa ucapan selamat mampir ke hape-ku, plus postingan-postingan via facebook. Menyenangkan tentu saja..di hari istimewa kita dapat perhatian seperti itu dari sesama.


Namun, ada yang sedikit mengangguku..dari sekian banyak yang mengucapkan selamat ultah..rasa-rasanya tidak ada yang menyebutkan usia-ku..entah mereka tahu atau tidak tapi rasanya di FB-ku saya mencantumkan dengan jelas tahun lahirku. Sebagai gantinya..inilah ucapan selamat yang saya terima: "Happy Birthday! Semoga panjang umur dan enteng jodoh!, Selamat Ultah! semoga cepat dapat jodoh! Met ultah ya say, semoga lekas dapat jodoh! jangan lupa undangannya..! Dan sekian ucapan selamat yang selalu menyertakan "si enteng jodoh" itu.


Gak ada tuh yang rasa-rasanya ngucapin begini: Selamat ultah ke-29 ya! Semoga sukses! undang-undang ya kalau dapat promosi jabatan..or happy 29th b-day! semoga cepat beli rumah (hehehehe...)



Saya jadi bertanya-tanya...kenapa ketika kita sudah menginjak umur 25 ke atas..umur yang dianggap "pantas" untuk menikah oleh masyarakat secara umum..mulailah kalimat-kalimat enteng jodoh mewarnai setiap ucapan selamat ultah. Bukannya saya antipati..tapi aneh aja...kenapa harus muncul belakangan saat usia kita di akhir 20-an? Kalau ini doa..kenapa gak dari kita lahir aja semua orang ngucapin gitu..."Selamat datang, nak di dunia...semoga engkau enteng jodoh..." iya kan?? namanya juga doa...harusnya itu juga menyertai doa-doa awal saat kita lahir ke dunia..bersamaan dengan doa.."semoga kamu jadi anak saleh", "semoga kamu bisa jadi kebanggaan orangtua", de-es-be.

Memangnya perempuan yang belum menikah di usia akhir 20-an lalu kemudian dianggap berat jodoh? Padahal kalo laki-laki gak pernah neh kayaknya si enteng jodoh ikut-ikutan dalam setiap ucapan. Waaah...diskriminasi neh...lihat aja...laki-laki usia 40 blm menikah malah dianggap matang...coba perempuan...duuuuh! saya bayangkan ucapan enteng jodohnya pasti bisa berpuluh-puluh karung kalo dikumpulin!

Emang kalo belum menikah itu berat jodoh ya? ditimbang dari mana sih?? Kayaknya saya perlu lihat tuh timbangan? Kalo angkanya menunjukkan bahwa beratnya sama dengan berat tubuhku..yah..masuk akal...secara ya..diriku agak-agak ndut..
Trus sebutan mereka yang kawin cerai apa dong? Sangat ringan jodoh?? kan berhasil menikah lebih dari sekali...hehehehe

Padahal menurut saya..nikah atau belum nikah atau malah nggak sama sekali itu pilihan yang sangat-sangat pribadi...dan alasannya ya hanya mereka yang tahu...

Saya mendelik waktu salah-satu teman bertanya..yang keberapa? trus dengan yakinnya saya jawab..ke-29! Tebak apa reaksinya? dia langsung berdecak...deeh...hampir garis finish? What??? Lo pikir gw mau mati??? Enak aja lo!! well..di depannya dia gw sih cuma senyum-senyum kalem...dalam hati sih udah teriak-teriak...PIKIRAN LO BUTUH PELEBARAN JALAN KALI....

dan lucunya lagi..orang selalu menganggap bahwa stay single at late 20's itu menyedihkan??? plg gak itu yang aku lihat disini...(jgn-jgn nyokap gw gitu juga lagi...)Aduh..nek!!!! lo pasti gak nyangka kan..kalo lagi "TAK GENDONG" itu menyimpan makna bahwa manusia harus saling menopang, membantu, "menggendong" saat yang lain kesusahan. So..kebahagiaan nggak diukur dari lo udah menikah atau belum di akhir usia 20an.

Daripada menikah karena faktor usia...akhirnya malah dapat suami tukang selingkuh..digebukin pula...mending stay single...menjalin hubungan dengan kekasih yang aman-aman saja..en being happy of what you are...


redeliciousme


PS: Tahun depan..usiaku 30...dan kemungkinan besar sih..belum menikah...

so..pls...ucapannya jgn bawa-bawa si enteng jodoh ya.. :-)

BEBAS

Jangan pernah kau sentuh aku!
Aku benci jemari nistamu!
Aku muak dengan nafas tengikmu!
Lihatlah...betapa sombong kau berdiri..
seakan hidup ini hanya milikmu..

Dengar, wahai pecundang!
Ragaku boleh terbelenggu..
milikku boleh kau renggut
Tapi tak sebutir debu pun bisa kau miliki aku!
Karena denyutku bukan senyawamu.....

(240307)

A A R G H !!!!!!!

Sudah kukatakan padamu...
aku lelah...
aku penat...
aku rentan....
getas....
rapuh...
terhadapmu...
tolong....menyingkirlah....
aku butuh nafasku....

(240307).... i need air...

....Tentangmu....

Hari ini semua orang membicarakanmu..
di tengah kepulan asap rokok yang tak sadar..
kalau tahu tempe hampir sesak napas,
mereka tak putus menyebut engkau...
aku sumringah saat mereka bilang kau menarik..
simpatikmu ternyata terus menjalar..
Tapi..tunggu dulu...!
kenapa ada namanya kudengar?
hei...engkau bukan miliknya! walaupun takdir mengikat kalian..
Hampir saja aku membantah mereka..
namun kuurungkan niatku...
mungkin bukan kini saatnya...
aku tersenyum di pojok tak bertuan...
seandainya mereka tahu....
kau akan menjemputku pulang nanti....

(230407;1st day at new workplace)
Apa hakmu mempertanyakan mimpiku?

Apa hakmu mengadili imajinasiku?

Apa hakmu menentang impianku?

tak tahukah kamu...

mereka adalah nadiku...

yang mengalirkan darah...agar aku terus hidup..

(06/05/07)

Kamis, 16 Juli 2009

MINGGAT

Tiga pekan sudah aku berada di bilikmu...
terbelenggu di atas kursi beroda
dan tumpukan kertas penuh coretan.
Kau tawarkan kenyamanan dalam bilik kecilmu...
Hawa dingin, ranjang empuk, sepatu hak tinggi hingga robot pelayan yang mati rasa..
aku hanya tersenyum miris
yang terlihat olehku hanya tawa palsu, hati tak tulus dan hawa dingin yang tak mampu tenangkan jiwa.
Maka pagi ini aku putuskan untuk minggat.
Kuraih tasku...kujinjing sepatu flatku..
lebih baik aku di gudang milikmu...
dimana tawa terlontar tanpa beban dan akrab terasa menyatu...
walau peluh bersetubuh dengan poriku...

ditulis pada hari ke-15 bulan ke-05 tahun 2007)

Biskuit Coklatku

Biskuit coklatku
pagi ini aku lapar sangat
tadi tak sempat aku merebus air dan mengoles roti
untung ada kamu
maafkan aku harus mengunyahmu...

Biskuit coklatku
sore ini aku lelah sangat
badanku remuk, otakku lebur
aku butuh ketenangan darimu
maafkan aku harus merobek bungkusmu...

Biskuit coklatku
bolehkah aku mohon padamu?
janganlah kau bersahabat dengan lemak di tubuhku
karena meteran bajuku tak lagi ingin melar
jangan juga kau bertegur sapa dengan jerawat di wajahku
karena mereka hanya memanfaatkan dirimu

Biskuit coklatku
maafkan aku
tapi cukuplah mulutku saja yang jadi pasangan jiwamu

(15/05/07..saat si tukang ngemil kembali ngemil..)

Dead End

Wahai Sang pelantun kata…dimana gerangan dirimu?
Jangan palingkan wajahmu dari pandanganku..
keluarlah dari persembunyian ragamu…
begitu letih sudah aku mencari engkau…tapi tak jua kudapati tapak kakimu..
mungkin mataku kian merabun..tertutup kabut jenuh yang turun dari kaki gunung kepenatan raga..
ataukah jiwaku kini tengah merindu oase
kering…meranggas…gugur…
hingga ku tak kuasa meraih tanganmu…?
Lihatlah aku…
terperangkap di lorong kebuntuan..tanpa udara..tanpa nafas..
tercekik lesu hingga kelu menyayat bibir…
namun aku tak sudi mati!
aku tak mau kalah!
lembaranku belum lagi tiba pada pamungkas..
sebab sang Pujangga terus menggores makna
melukis warna di kanvas takdir sang anak Adam
tunggu aku di ujung lorong, pelantun kata ku…
Ragaku akan tiba di hadapmu dengan rentan dan peluhku
dan bila masa itu tiba..aku akan merengkuhmu…
melebur bersama darahku…

ditulis pada hari ke-30 bulan ke-6 tahun 2007)

Ceritaku Pada Embun

Selamat pagi embun…
Maaf baru kali ini aku menyapamu….
karena kemarin-kemarin aku terlalu sibuk …
hingga tak sadar jika surya telah menyilaukan mata….
dan kau pun sudah menghilang.
tapi aku tahu kau tetap ada tiap paginya..
menungguku di atas dedaunan..
menantiku tersenyum pada cahya yang kan membawamu pergi….

Embun,..
sepotong hatiku sedang sakit…
sudah dua minggu ia terlihat lemah..
walau tiap hari ia memaksa diri untuk bangkit..
namun aku tahu ia lebih suka terbaring..
aku sudah berusaha berbicara dengannya..
ia katakan kepadaku…ia tak ingin dirinya terbelenggu..
"Terbelenggu oleh apa?" tanyaku.
Ia hanya menghela napas…
Cobalah kau tengok dia… mungkin kau bisa menyejukkan gulana-nya…
karena jika hatiku sakit..akupun ikut merasakannya…

Embun..
Katakan pada hatiku…aku tak ingin dia bersedih… aku tak ingin dia tersiksa…
aku ingin dia bebas menjadi apapun yang dia inginkan…
aku tahu, embun,…
terkadang hatiku goyah memikirkan pendapat orang lain tentangnya…
tapi dia harus tahu…bahwa aku akan selalu bersamanya..
melindunginya dan mendukungnya…
aku yakin dia tahu apa yang terbaik baginya…

Embun,…
sekali lagi tolong jenguklah sepotong hatiku… dia pun pasti rindu kesejukanmu…
kabari aku yah..aku menunggumu…

(6/10/07…20 days to a new start)

L E K A T

Aku tak jua melupakannya
sosoknya masih saja lekat dalam tidurku
Padahal otakku sudah letih menjerit
untuk memintanya pergi..
toh bayang dirinya tetap jumawa dalam ingatan
Mungkinkah usahaku belum sempurna?
Sehingga hingga kini jiwaku belum ingin melepasnya?
Entahlah..
Karena sejujurnya aku juga tak mengerti
akal dan hatiku masih berebut porsi terbesar
sementara seisi dunia mulai mencemooh,
mempertanyakan kewarasanku..
Ah..aku tak peduli
Bukankah mimpi tak bisa dibatasi?
dan tak sepantasnya dibiarkan kerdil?

Jadi...
biarkan aku menikmati mimpi tak warasku
karena sebenarnya aku masih punya logika
untuk tidak menjadi benar-benar gila


ditulis pada hari ke-16 bulan ke-4 tahun 2007,
saat masih "menggila" dengan bayang semu