Jumat, 24 Juli 2009

Selamat Enteng Jodoh!


Bulan lalu, saya baru saja merayakan ulang tahun ke-29. Hari itu entah berapa ucapan selamat mampir ke hape-ku, plus postingan-postingan via facebook. Menyenangkan tentu saja..di hari istimewa kita dapat perhatian seperti itu dari sesama.


Namun, ada yang sedikit mengangguku..dari sekian banyak yang mengucapkan selamat ultah..rasa-rasanya tidak ada yang menyebutkan usia-ku..entah mereka tahu atau tidak tapi rasanya di FB-ku saya mencantumkan dengan jelas tahun lahirku. Sebagai gantinya..inilah ucapan selamat yang saya terima: "Happy Birthday! Semoga panjang umur dan enteng jodoh!, Selamat Ultah! semoga cepat dapat jodoh! Met ultah ya say, semoga lekas dapat jodoh! jangan lupa undangannya..! Dan sekian ucapan selamat yang selalu menyertakan "si enteng jodoh" itu.


Gak ada tuh yang rasa-rasanya ngucapin begini: Selamat ultah ke-29 ya! Semoga sukses! undang-undang ya kalau dapat promosi jabatan..or happy 29th b-day! semoga cepat beli rumah (hehehehe...)



Saya jadi bertanya-tanya...kenapa ketika kita sudah menginjak umur 25 ke atas..umur yang dianggap "pantas" untuk menikah oleh masyarakat secara umum..mulailah kalimat-kalimat enteng jodoh mewarnai setiap ucapan selamat ultah. Bukannya saya antipati..tapi aneh aja...kenapa harus muncul belakangan saat usia kita di akhir 20-an? Kalau ini doa..kenapa gak dari kita lahir aja semua orang ngucapin gitu..."Selamat datang, nak di dunia...semoga engkau enteng jodoh..." iya kan?? namanya juga doa...harusnya itu juga menyertai doa-doa awal saat kita lahir ke dunia..bersamaan dengan doa.."semoga kamu jadi anak saleh", "semoga kamu bisa jadi kebanggaan orangtua", de-es-be.

Memangnya perempuan yang belum menikah di usia akhir 20-an lalu kemudian dianggap berat jodoh? Padahal kalo laki-laki gak pernah neh kayaknya si enteng jodoh ikut-ikutan dalam setiap ucapan. Waaah...diskriminasi neh...lihat aja...laki-laki usia 40 blm menikah malah dianggap matang...coba perempuan...duuuuh! saya bayangkan ucapan enteng jodohnya pasti bisa berpuluh-puluh karung kalo dikumpulin!

Emang kalo belum menikah itu berat jodoh ya? ditimbang dari mana sih?? Kayaknya saya perlu lihat tuh timbangan? Kalo angkanya menunjukkan bahwa beratnya sama dengan berat tubuhku..yah..masuk akal...secara ya..diriku agak-agak ndut..
Trus sebutan mereka yang kawin cerai apa dong? Sangat ringan jodoh?? kan berhasil menikah lebih dari sekali...hehehehe

Padahal menurut saya..nikah atau belum nikah atau malah nggak sama sekali itu pilihan yang sangat-sangat pribadi...dan alasannya ya hanya mereka yang tahu...

Saya mendelik waktu salah-satu teman bertanya..yang keberapa? trus dengan yakinnya saya jawab..ke-29! Tebak apa reaksinya? dia langsung berdecak...deeh...hampir garis finish? What??? Lo pikir gw mau mati??? Enak aja lo!! well..di depannya dia gw sih cuma senyum-senyum kalem...dalam hati sih udah teriak-teriak...PIKIRAN LO BUTUH PELEBARAN JALAN KALI....

dan lucunya lagi..orang selalu menganggap bahwa stay single at late 20's itu menyedihkan??? plg gak itu yang aku lihat disini...(jgn-jgn nyokap gw gitu juga lagi...)Aduh..nek!!!! lo pasti gak nyangka kan..kalo lagi "TAK GENDONG" itu menyimpan makna bahwa manusia harus saling menopang, membantu, "menggendong" saat yang lain kesusahan. So..kebahagiaan nggak diukur dari lo udah menikah atau belum di akhir usia 20an.

Daripada menikah karena faktor usia...akhirnya malah dapat suami tukang selingkuh..digebukin pula...mending stay single...menjalin hubungan dengan kekasih yang aman-aman saja..en being happy of what you are...


redeliciousme


PS: Tahun depan..usiaku 30...dan kemungkinan besar sih..belum menikah...

so..pls...ucapannya jgn bawa-bawa si enteng jodoh ya.. :-)

BEBAS

Jangan pernah kau sentuh aku!
Aku benci jemari nistamu!
Aku muak dengan nafas tengikmu!
Lihatlah...betapa sombong kau berdiri..
seakan hidup ini hanya milikmu..

Dengar, wahai pecundang!
Ragaku boleh terbelenggu..
milikku boleh kau renggut
Tapi tak sebutir debu pun bisa kau miliki aku!
Karena denyutku bukan senyawamu.....

(240307)

A A R G H !!!!!!!

Sudah kukatakan padamu...
aku lelah...
aku penat...
aku rentan....
getas....
rapuh...
terhadapmu...
tolong....menyingkirlah....
aku butuh nafasku....

(240307).... i need air...

....Tentangmu....

Hari ini semua orang membicarakanmu..
di tengah kepulan asap rokok yang tak sadar..
kalau tahu tempe hampir sesak napas,
mereka tak putus menyebut engkau...
aku sumringah saat mereka bilang kau menarik..
simpatikmu ternyata terus menjalar..
Tapi..tunggu dulu...!
kenapa ada namanya kudengar?
hei...engkau bukan miliknya! walaupun takdir mengikat kalian..
Hampir saja aku membantah mereka..
namun kuurungkan niatku...
mungkin bukan kini saatnya...
aku tersenyum di pojok tak bertuan...
seandainya mereka tahu....
kau akan menjemputku pulang nanti....

(230407;1st day at new workplace)
Apa hakmu mempertanyakan mimpiku?

Apa hakmu mengadili imajinasiku?

Apa hakmu menentang impianku?

tak tahukah kamu...

mereka adalah nadiku...

yang mengalirkan darah...agar aku terus hidup..

(06/05/07)

Kamis, 16 Juli 2009

MINGGAT

Tiga pekan sudah aku berada di bilikmu...
terbelenggu di atas kursi beroda
dan tumpukan kertas penuh coretan.
Kau tawarkan kenyamanan dalam bilik kecilmu...
Hawa dingin, ranjang empuk, sepatu hak tinggi hingga robot pelayan yang mati rasa..
aku hanya tersenyum miris
yang terlihat olehku hanya tawa palsu, hati tak tulus dan hawa dingin yang tak mampu tenangkan jiwa.
Maka pagi ini aku putuskan untuk minggat.
Kuraih tasku...kujinjing sepatu flatku..
lebih baik aku di gudang milikmu...
dimana tawa terlontar tanpa beban dan akrab terasa menyatu...
walau peluh bersetubuh dengan poriku...

ditulis pada hari ke-15 bulan ke-05 tahun 2007)

Biskuit Coklatku

Biskuit coklatku
pagi ini aku lapar sangat
tadi tak sempat aku merebus air dan mengoles roti
untung ada kamu
maafkan aku harus mengunyahmu...

Biskuit coklatku
sore ini aku lelah sangat
badanku remuk, otakku lebur
aku butuh ketenangan darimu
maafkan aku harus merobek bungkusmu...

Biskuit coklatku
bolehkah aku mohon padamu?
janganlah kau bersahabat dengan lemak di tubuhku
karena meteran bajuku tak lagi ingin melar
jangan juga kau bertegur sapa dengan jerawat di wajahku
karena mereka hanya memanfaatkan dirimu

Biskuit coklatku
maafkan aku
tapi cukuplah mulutku saja yang jadi pasangan jiwamu

(15/05/07..saat si tukang ngemil kembali ngemil..)

Dead End

Wahai Sang pelantun kata…dimana gerangan dirimu?
Jangan palingkan wajahmu dari pandanganku..
keluarlah dari persembunyian ragamu…
begitu letih sudah aku mencari engkau…tapi tak jua kudapati tapak kakimu..
mungkin mataku kian merabun..tertutup kabut jenuh yang turun dari kaki gunung kepenatan raga..
ataukah jiwaku kini tengah merindu oase
kering…meranggas…gugur…
hingga ku tak kuasa meraih tanganmu…?
Lihatlah aku…
terperangkap di lorong kebuntuan..tanpa udara..tanpa nafas..
tercekik lesu hingga kelu menyayat bibir…
namun aku tak sudi mati!
aku tak mau kalah!
lembaranku belum lagi tiba pada pamungkas..
sebab sang Pujangga terus menggores makna
melukis warna di kanvas takdir sang anak Adam
tunggu aku di ujung lorong, pelantun kata ku…
Ragaku akan tiba di hadapmu dengan rentan dan peluhku
dan bila masa itu tiba..aku akan merengkuhmu…
melebur bersama darahku…

ditulis pada hari ke-30 bulan ke-6 tahun 2007)

Ceritaku Pada Embun

Selamat pagi embun…
Maaf baru kali ini aku menyapamu….
karena kemarin-kemarin aku terlalu sibuk …
hingga tak sadar jika surya telah menyilaukan mata….
dan kau pun sudah menghilang.
tapi aku tahu kau tetap ada tiap paginya..
menungguku di atas dedaunan..
menantiku tersenyum pada cahya yang kan membawamu pergi….

Embun,..
sepotong hatiku sedang sakit…
sudah dua minggu ia terlihat lemah..
walau tiap hari ia memaksa diri untuk bangkit..
namun aku tahu ia lebih suka terbaring..
aku sudah berusaha berbicara dengannya..
ia katakan kepadaku…ia tak ingin dirinya terbelenggu..
"Terbelenggu oleh apa?" tanyaku.
Ia hanya menghela napas…
Cobalah kau tengok dia… mungkin kau bisa menyejukkan gulana-nya…
karena jika hatiku sakit..akupun ikut merasakannya…

Embun..
Katakan pada hatiku…aku tak ingin dia bersedih… aku tak ingin dia tersiksa…
aku ingin dia bebas menjadi apapun yang dia inginkan…
aku tahu, embun,…
terkadang hatiku goyah memikirkan pendapat orang lain tentangnya…
tapi dia harus tahu…bahwa aku akan selalu bersamanya..
melindunginya dan mendukungnya…
aku yakin dia tahu apa yang terbaik baginya…

Embun,…
sekali lagi tolong jenguklah sepotong hatiku… dia pun pasti rindu kesejukanmu…
kabari aku yah..aku menunggumu…

(6/10/07…20 days to a new start)

L E K A T

Aku tak jua melupakannya
sosoknya masih saja lekat dalam tidurku
Padahal otakku sudah letih menjerit
untuk memintanya pergi..
toh bayang dirinya tetap jumawa dalam ingatan
Mungkinkah usahaku belum sempurna?
Sehingga hingga kini jiwaku belum ingin melepasnya?
Entahlah..
Karena sejujurnya aku juga tak mengerti
akal dan hatiku masih berebut porsi terbesar
sementara seisi dunia mulai mencemooh,
mempertanyakan kewarasanku..
Ah..aku tak peduli
Bukankah mimpi tak bisa dibatasi?
dan tak sepantasnya dibiarkan kerdil?

Jadi...
biarkan aku menikmati mimpi tak warasku
karena sebenarnya aku masih punya logika
untuk tidak menjadi benar-benar gila


ditulis pada hari ke-16 bulan ke-4 tahun 2007,
saat masih "menggila" dengan bayang semu